Mengenai Saya

Foto saya
Saya adlh saya, yg tau saya adlh saya....... Be your self and enjoy your life.....

Sabtu, 28 Mei 2011

MODEL-MODEL PENGEMBANGAN KURIKULUM

Model pengembangan kurikulum adalah langkah atau prosedur yang sistematis dalam penyusunan kurikulum, sehingga terjadi keseimbangan antara teori dan praktik mengenai kurikulum. Hal tersebut diharapkan dapat terwujudnya kurikulum yang ideal dan optimal. Model pengembangan kurikulum merupakan suatu alternatif prosedur dalam rangka mendesain (designing), menerapkan (implementation), dan mengevaluasi (evaluation) suatu kurikulum. Sukmadinata (2008), membagi model-model pengembangan kurikulum menjadi delapan model, yaitu the administrative (line staff model) model, the grass roots model, Beauchamps system, the demonstration model, Taba’s inverted model, Rongers’s in terpersonal relation model, the systematic action reseach model, dan emerging technical model. Suherman (2006), membangi model pengembangan kurikulum menjadi enam model, yaitu model Ralph Taba, model administrative, model Grass Roots, model demonstrasi, model Miller-Seller, model Taba’s (inverted model). Sementara itu Sanjaya (2007), membagi model pengembangan kurikulum menjadi empat model, yaitu model Tyler, model Taba, model Oliva, dan model Beauchamp. Berikut ini akan dijelaskan tentang model-model pengembangan kurikulum tersebut: 1. The administrative model (lines staff model), pada model ini inisiatif dan gagasan pengembangan datang dari para administrator pendidkan dan menggunakan prosedur administrasi. 2. The graas roots model, alur pengembangan model ini adalah guru, selompok guru atau seluruh guru disuatu sekolah mengadakan upaya pengembangan kurikulum. 3. Beauchamp’s system, menurut model ini terdapat lima langkah yang mungkin dilakukan untuk mengembangkan kurikulum yaitu: (1) menetapkan wilayah atau arena yang akan melakukan perubahan suatu kurikulum, (2) menetapkan orang-orang yang akan terlibat dalam proses pengembangan kurikulum, (3) menetapkan prosedur yang akan ditempuh, (4) implementasi kurikulum, (5) melaksanakana evaluasi kurikulum. 4. The demosntration model, model ini diprakarsai oleh guru atau sekelompok guru yang bekerja sama dengan ahli yang bermaksud mengadakan perbaikan kurikulum. 5. Taba’s inverted model, model ini lebih mendorong inovasi dan kreativitas guru-guru, karena bersifat induktif, yang merupakan inverse atau arah terbalik dari model tradisional. 6. Roger’s interpersonal relations model, model ini lahir dari asumsi yang menurut Roger bahwa manusia berada dalam proses perubahan, sesungguhnya ia mempunyai kekuatan dan potensi untuk berkembang sendiri, tetapi karena ada hambatan-hambatan tertentu ia membutuhkan orang lain untuk membantu memperlancar atau mempercepat perubahan tersebut. 7. The systematic action-research model, model ini didasarkan pada asumsi bahwa perkembangan kurikulum merupakan perubahan sosial. Sesuai dengan asumsi tersebut model ini menekankan pada hubungan insan, sekolah dan organisasi masyarakat, dan wibawa dari pengetahuan profesional. 8. The computer-based model, suatu model pengembangan kurikulum dengan memamafaatkan komputer. Pengembangan dimulai dengan mengidentifikasi seluruh unit-unit kurikulum, tiap unit kurikulum telah memiliki rumusan tentang hasil-hasil yang diharapkan. Setelah diadakan pengelolaan disesuaikan dengan kemampuan dan hasil-hasil yang dicapai siswa disimpan dalam komputer. 9. Model Saylor, Alexander, dan lewis, menurut model ini kurikulum merupakan sebuah perencanaan untuk menyediakan seperangkat kesempatan belajar bagi individu supaya menjadi terdidik. 10. Model Tyler, menurut model ini perencana kurikulum untuk mengindetifikasi tujuan umum dengan mengumpulkan data dari tiga sumber yaitu siswa, kehidupan kontemporer di luar sekolah, dan mata pelajaran. 11. Model Oliva, menurut Oliva dalam membuat rencana tentang perkembangan kurikulum terbagi menjadi tiga kriteria, yaitu sederhana, komprehensif, dan systematic.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar